![]() |
4 Masjid Tiban Di Inndonesia Yang Konon Dibangun Jin |
Cerita tentang mitos Masjid Tiban yang dipercaya masyarakat dibangun dengan mengerahkan jin. Seperti kisah Bandung Bondowoso yang membangun candi Roro Jonggrang dalam tempo semalam, kisah Masjid Tiban ini juga dibumbui dengan cerita pengerahan jin saat proses pembangunannya,
Salah satunya misalnya pembangunan Masjid Tiban di Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang diyakini dibangun dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, masjid yang sekaligus merupakan Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri'asali Fadlaailir Rahmah, itu diyakini dibangun oleh ribuan pasukan jin.
Masjid itu dipercaya 'tiba-tiba' muncul begitu saja di tengah pemukiman padat penduduk. Konon katanya masyarakat sekitar juga tidak pernah mengetahui adanya aktivitas pembangunan fisik. Selain Masjid Tiban di Turen, Malang, cerita Masjid Tiban lainnya juga ada di beberapa tempat lain, misalnya di Blitar dan Wonogiri.
Berikut ini 4 Masjid Tiban di Indonesia yang diyakini masyarakat dibangun dengan mengerahkan pasukan jin:
1. Masjid Tiban Wonogiri
Masjid Tiban Wonokerso |
Masjid ini diyakini didirikan oleh para wali. Bahkan keberadaannya pun dipercayai lebih tua dari Masjid Agung Demak. Sebab, lebih dulu ada sebelum masjid legendaris karya para wali di Demak itu dibangun.
Konon saat pembangunan Masjid Agung Demak pun mengenai bentuk, wujud, dan prototipenya banyak mengacu pada Masjid Tiban Wonokerso ini. Masjid Tiban Wonokerso diperkirakan dibangun pada Tahun 1479 Masehi. Hal itu dapat dilihat dari tanda berupa bentuk penyu di bagian atas masjid yang dapat di artikan angka 1401 Saka atau sama dengan 1479 Masehi.
Bangunan Masjid Tiban Wonokerso masih orisinil, bentuknya mirip seperti bangunan rumah panggung yang dianjang, namun menyerupai Masjid Agung Demak dengan ukuran 7,5 x 7,5 meter. Semua sambungan kayu menggunakan pasak kayu jati bukan paku besi.
Menurut legenda, Masjid Tiban Wonokerso ditemukan pertama kali oleh Ki Ageng Tugu (Tuhu) Wono, saat membuka hutan di wilayah Sembuyan (Wonogiri selatan), untuk dijadikan tanah perdikan.
Waktu itu, Kiai Ageng Tuhu Wono, dibantu Kia Ageng Serang dan Kiai Gozali, beserta para pengikutnya. Betapa takjub, ketika membuka rimba Sembuyan, ditemukan masjid model rumah panggung terbuat dari kayu jati. Penemuan yang tiba-tiba ini, menjadikan masjid itu kemudian dinamakan Masjid Tiban (tiba-tiba ada).
2. Masjid Tiban Temenggung Blitar
![]() |
Masjid Temenggung Blitar |
Saat pembabatan hutan itu, tiba-tiba saja masjid tersebut muncul di salah satu sudut desa mereka tanpa diketahui proses pembangunanya.
Bahkan banyak pula yang menganggap masjid ini turun dari langit, dan jatuh di salah satu sudut Dusun Gembong, Desa Temenggung, Kecamatan Udanawu.
Keberadaan masjid itu juga dikaitkan dengan cerita Abdullah Islam, ulama yang disebut-sebut sebagai wali oleh masyarakat setempat. Itulah sebabnya, Abdullah Islam pun semasa hidupnya akrab disapa oleh masyarakat setempat sebagai Mbah Wali.
Di Kabupaten Blitar dan sekitarnya, masjid tiban ini juga populer dengan sebutan Masjid Kuno. Pihak Pemda setempat mengiventarisir masjid itu sebagai cagar budaya yang perlu dilindungi. Masjid ini juga ramai menjadi tempat wisata masyarakat di sana.
Masjid tersebut disebut-sebut foto copy dari Masjid Nabawi di Madinah. Empat menara yang menjulang tinggi menghias di setiap sudutnya. Pada pokok menara, terdapat jamban deÂngan air yang tak pernah kering se- kalipun di musim kemarau panjang. Air pada menara-menara itu, banyak dipercaya masyarakat berkhasiat kesembuhan.
Konon, penyakit apapun bisa di- sembuhkan dengan air di jamban meÂnara-menara masjid itu. Mulai dari penyakit kulit, hingga penyakit dalam. Khasiat kesembuhan pada air tersebut, disebut-sebut sebagai tuah dari air zam-zam yang telah bersenyawa sejak zaman Mbah Wali.
Uniknya, hampir setiap sudut masjid itu dirajah dengan tulisan arab Allah tanpa huruf alif. Mulai dari kusen-kusennya, daun pintu, daun jendela, bahkan pilar, reng dan usuk-usuknya. Tulisan arab Allah itu tamÂpak timbul dengan postur huruf yang sangat lembut dan sangat kecil-kecil. Kayu- kayunya merupakan kayu jati pilihan.
3. Masjid Tiban di Probolinggo
![]() |
Masjid Tiban di Probolinggo |
Di Probolinggo juga ada cerita Masjid Tiban, yakni Masjid Jamik Tiban Babussalam yang berada di Kota Probolinggo. Masjid yang konon pernah menjadi tempat persinggahan Syekh Maulana Ishaq ini berdiri dengan megah secara tiba-tiba. Bukan hanya itu, air sumur di area masjid ini pun dipercaya membawa berkah untuk kesembuhan penyakit.
Dikutip dari situs www.nu.org, Masjid Jamik Tiban Babussalam yang terletak di Jalan Raya Soekarno Hatta Kota Probolinggo ini berada di dekat jalur kereta api. Jadi setiap pengunjung yang datang harus ekstra hati-hati karena melintasi rel kereta api.
Suasana masjid yang berjarak 3 km dari jantung Kota Probolinggo itu terlihat selalu ramai jamaah, entah yang hanya sekedar melepas lelah dengan tiduran, ataupun yang tengah khusuk membaca ayat-ayat suci Alquran. Sedangkan pengunjung yang datang dari luar kota bahkan terkagum-kagum melihat sekeliling bangunan masjid.
Masjid ini ditemukan warga saat membersihkan rimbunan pohon. Ketika warga membuka hutan, tiba-tiba menemukan masjid ini dan memberinya nama Masjid Tiban. Ukurannya tidak terlalu besar. Atap masjid berbentuk prisma dengan ketinggian sekitar 8 meter di atas permukaan tanah.
Sedangkan luasnya hanya sekitar 10 kali 10 meter persegi. Sementara atap masjid disanggah dengan empat kayu jati yang usianya sudah mencapai ratusan tahun.
Menurut cerita masyarakat setempat, Masjid Tiban ini dibangun oleh pengikut Syekh Maulana Ishaq atau Sunan Giri pada abad ke 14 Masehi. Pembangunan masjid ini dilakukan untuk mengenang perjalanan Syekh Maulana Ishaq yang juga salah satu wali dari sembilan wali dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa ini.
Di belakang masjid terdapat petilasan Syekh Maulana Ishaq yang hingga kini sering menjadi tempat orang memanjatkan doa. Di halaman belakang ini pula terdapat batu yang menjadi altar bagi Syekh Maulana Ishaq saat berdakwah kepada pengikutnya. Petilasan itu berupa batu dengan panjang 1 meter dan lebar 40 cm itu merupakan peninggalan tempat duduk Syekh Maulana Ishaq.
Keunikan lainnya adalah terdapat sumur tua yang airnya dipercaya mengandung khasiat untuk penyembuhan segala macam penyakit, dan mencari jodoh dengan cara diminum atau dipakai untuk mandi.
Sumur yang kini hanya ditutupi dengan triplek kecil itu, konon mempunyai daya magis yang berkhasiat untuk menyembuhkan segala macam penyakit, seperti agar mudah melahirkan, mudah mendapatkan jodoh dan lain sebagainya.
Menurut sumber dari dalam Masjid Tiban, kalangan pejabat di Probolinggo tak sedikit yang datang ke masjid tersebut tengah malam untuk berdoa.
Terakhir adalah Masjid Tiban di Kecamatan Turen, Malang, Jawa Timur. Konon, masjid yang sekaligus merupakan Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri'asali Fadlaailir Rahmah ini dipercaya dibangun oleh ribuan pasukan jin. Masjid itu dipercaya 'tiba-tiba' muncul di tengah pemukiman yang padat penduduk.
Masyarakat di sekitar masjid juga tidak pernah mengetahui aktivitas pembangunan masjid tersebut. Oleh sebab itu, Masyarakat setempat kemudian menyebutnya sebagai Masjid Tiban, artinya masjid yang muncul tiba-tiba dan bernuansa kegaiban.
Bahkan diyakini dibangun dalam waktu satu malam. Lokasi masjid tepatnya di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur Nomor 10, RT 07/RW 06 Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang, sekitar 40 kilometer dari Kota Malang.
Cerita dari mulut ke mulut semakin menguatkan kepercayaan bahwa masjid megah berlantai 10 itu dibangun oleh pasukan tentara jin. Pengunjung berdatangan dari berbagai penjuru daerah, meyakini kalau proses pembangunannya hanya dikerjakan dalam waktu semalam saja. Mereka berduyun-duyun penasaran ingin melihat langsung bangunan tersebut.
Oleh sebab itu sepanjang jalan menuju lokasi, kini dipenuhi para pedagang dari masyarakat sekitar masjid. Sementara kendaraan besar harus parkir di pingir jalan raya.
Baca juga:
Inilah 6 Hotel Terbesar di Dunia
Mewahnya Pesawat Pribadi Vladimir Putin
Dikutip dari situs www.nu.org, Masjid Jamik Tiban Babussalam yang terletak di Jalan Raya Soekarno Hatta Kota Probolinggo ini berada di dekat jalur kereta api. Jadi setiap pengunjung yang datang harus ekstra hati-hati karena melintasi rel kereta api.
Suasana masjid yang berjarak 3 km dari jantung Kota Probolinggo itu terlihat selalu ramai jamaah, entah yang hanya sekedar melepas lelah dengan tiduran, ataupun yang tengah khusuk membaca ayat-ayat suci Alquran. Sedangkan pengunjung yang datang dari luar kota bahkan terkagum-kagum melihat sekeliling bangunan masjid.
Masjid ini ditemukan warga saat membersihkan rimbunan pohon. Ketika warga membuka hutan, tiba-tiba menemukan masjid ini dan memberinya nama Masjid Tiban. Ukurannya tidak terlalu besar. Atap masjid berbentuk prisma dengan ketinggian sekitar 8 meter di atas permukaan tanah.
Sedangkan luasnya hanya sekitar 10 kali 10 meter persegi. Sementara atap masjid disanggah dengan empat kayu jati yang usianya sudah mencapai ratusan tahun.
Menurut cerita masyarakat setempat, Masjid Tiban ini dibangun oleh pengikut Syekh Maulana Ishaq atau Sunan Giri pada abad ke 14 Masehi. Pembangunan masjid ini dilakukan untuk mengenang perjalanan Syekh Maulana Ishaq yang juga salah satu wali dari sembilan wali dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa ini.
Di belakang masjid terdapat petilasan Syekh Maulana Ishaq yang hingga kini sering menjadi tempat orang memanjatkan doa. Di halaman belakang ini pula terdapat batu yang menjadi altar bagi Syekh Maulana Ishaq saat berdakwah kepada pengikutnya. Petilasan itu berupa batu dengan panjang 1 meter dan lebar 40 cm itu merupakan peninggalan tempat duduk Syekh Maulana Ishaq.
Keunikan lainnya adalah terdapat sumur tua yang airnya dipercaya mengandung khasiat untuk penyembuhan segala macam penyakit, dan mencari jodoh dengan cara diminum atau dipakai untuk mandi.
Sumur yang kini hanya ditutupi dengan triplek kecil itu, konon mempunyai daya magis yang berkhasiat untuk menyembuhkan segala macam penyakit, seperti agar mudah melahirkan, mudah mendapatkan jodoh dan lain sebagainya.
Menurut sumber dari dalam Masjid Tiban, kalangan pejabat di Probolinggo tak sedikit yang datang ke masjid tersebut tengah malam untuk berdoa.
4. Masjid Tiban di Turen, Malang
![]() |
Masjid Tiban Turen Malang |
Masyarakat di sekitar masjid juga tidak pernah mengetahui aktivitas pembangunan masjid tersebut. Oleh sebab itu, Masyarakat setempat kemudian menyebutnya sebagai Masjid Tiban, artinya masjid yang muncul tiba-tiba dan bernuansa kegaiban.
Bahkan diyakini dibangun dalam waktu satu malam. Lokasi masjid tepatnya di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur Nomor 10, RT 07/RW 06 Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang, sekitar 40 kilometer dari Kota Malang.
Cerita dari mulut ke mulut semakin menguatkan kepercayaan bahwa masjid megah berlantai 10 itu dibangun oleh pasukan tentara jin. Pengunjung berdatangan dari berbagai penjuru daerah, meyakini kalau proses pembangunannya hanya dikerjakan dalam waktu semalam saja. Mereka berduyun-duyun penasaran ingin melihat langsung bangunan tersebut.
Oleh sebab itu sepanjang jalan menuju lokasi, kini dipenuhi para pedagang dari masyarakat sekitar masjid. Sementara kendaraan besar harus parkir di pingir jalan raya.
Baca juga:
Inilah 6 Hotel Terbesar di Dunia
Mewahnya Pesawat Pribadi Vladimir Putin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar