Responsive Ads Here

Rabu, 17 Oktober 2018

4 Senjata Sniper Canggih Yang Dimiliki Indonesia

Keahlian untuk menjadi seorang penembak jitu tidak lah gampang dibutuhkan latihan yang tidak mudah, selain jago tembak keberadaannya juga sulit terdeteksi musuh, sunyi senyap namun mematikan. Kemunculan istilah penembak jitu atau penembak runduk sendiri berawal dari kalangan prajurit inggris di india sekitar tahun 1770-an, barang siapa yang mahir memburu burung snipe yang katanya sulit ditembak maka akan mendapatkan gelar 'sniper'.

Seiring berjalannya waktu istilah 'sniper' mengalami pergeseran makna yakni, prajurit infanteri yang terlatih secara khusus untuk memiliki kemampuan membunuh musuh secara tersembunyi menggunakan senapan dari jarak jauh.

Keahlian menembak dengan dilengkapi senjata canggih merupakan kunci dari seorang sniper dan Indonesia memiliki keduanya, Indonesia pernah memiliki seorang sniper legendaris yang diakui dunia, Tatang Koswara beliau meninggal dunia pada 3 Maret 2015 lalu. Namun kini Indonesia memiliki kebanggaan lain karena telah mampu memproduksi senjata sniper sendiri yang kemampuannya tidak diragukan dan diakui dunia.

Berikut beberapa senjata sniper canggih dan mematikan yang dimiliki Indonesia saat ini.

1. PGM Hecate II

PGM Hecate II

Hecate II  senapan ini juga dikenal dengan nama FR-12,7 mm adalah merupakan senapan anti-material yang dirancang oleh Gilles Payen dan di produksi oleh PGM Precision asal Perancis. Hecate terlahir dari keluarga senapan runduk Ultima Ratio yang populer di daratan benua Eropa, terbuat dari bahan high grade alumunium dengan metode pembuatan yang sangat presisi. Senapan ini digunakan sebagai senapan runduk standar angkatan darat Perancis, senapan dengan kaliber terbesar yang diproduksi PGM Precision dengan amunisi berukuran .50BMG (12.7x99mm NATO).

Di Indonesia sendiri senjata canggih ini digunakan oleh beberapa pasukan elit TNI seperti Seperti halnya Kopassus TNI AD, Kopaska TNI AL, Taifib Korps Marinir,  dan Detasemen (Den) Bravo 90 Paskhas TNI AU yang kini berganti nama Satbravo-90.

Adapun fitur unggulan dari Hecate II yakni dengan adanya monopod yang dipasang dibagian popod yang gunanya untuk kesetabilan saat digunakan, fitur lainnya yang melengkapi fitur tersebut yaitu overpressure vents, fitur keamanan untuk membantu membuang tekanan gas bila terjadi keadaan darurat saat peluru meledak di dalam kamar peluru.

2. Barrett M82A1

Barrett M82A1
Barrett M82A1

Senapan ini dikenal juga dengan nama Light Fifty karena menggunakan amunisi dengan ukuran kaliber .50 BMG (12,7 mm), senjata ini buatan Barret Firearms Manufacturing, Amerika.

Karena merupakan senjata anti material standar bagi pasukan AS dan banyak  negara sahabat AS tidak heran jika senjata ini banyak berkiprah diberbagai kawasan seperti saat terjadinya perang di Timur Tengah dan Afganistan menjadi ajang pembuktian kehebatan senjata rancangan Ronnie Barret ini. Indonesia pun punya hubungan kerjasama militer dengan AS turut ikut memiliki M821A1 ini, yang kini menjadi salah satu senjata andalan pasukan elit Kopassus TNI AD yang disebut-sebut kini telah mengoleksi 20 pucuk senapan M82A1.

Senapan ini memiliki keunikan alam hal sistem operasi, bila dibandingkan dengan senapan anti-material lainnya, M821A adalah senapan anti-material berkaliber kelas berat dengan sistem operasi semi otomatis pertama didunia. Diantara koleksi senapan anti-material yang dimiliki TNI, M821A memiliki magasin box terbanyak yakni berisi 10 peluru.

Walaupun lahir di AS namun angkatan bersenjatanya bukanlah sebagai pengguna pertama, Swedia lah sejatinya yang pertama kali memesan 100 pucuk M82A1  tahun 1989, juga CIA yang membeli 25 pucuk di tahun yang sama untuk keperluan perang di Afganistan.

Untuk mendapatkan senapan canggih ini harus merogoh kocek dalam-dalam karena harga perpucuk bisa mencapai US$8.900, tentu saja harga tergantung varian yang dipesan karena senapan ini diproduksi dalam dua varian yakni versi asli M82A1 dan M82A3. Jarak tembak efektif mencapai hingga 1500 meter dengan rekor 2500 meter, senapan dengan amunisi bertenaga tinggi sangat efektif untuk melumpuhkan target seperti truk, kabin radar atau pesawat udara yang sedang parkir, M82 juga bisa digunakan dengan target manusia dari jarak yang cukup jauh atau pun saat target berada di balik pelindung seperti tembok.

3. SPR-3

Pindad SPR-3

Senapan SPR-3 merupakan buatan anak negeri PT. Pindad Indonesia yang dirancang untuk memberikan jaminan akurasi, kemudahan dalam pemeliharaan dan ketahanan militer.

SPR-3 tampil garang layaknya senjata sniper merek-merek ternama, dengan bobot 6,94 kg, dengan panjang laras 660 mm senjata ini secara efektif memiliki jarak tembak 700 meter namun bila sang sniper memanfaatkan teropong bidik teleskopik 10x5 jarak tembak bisa mencapai 900 meter, pada jarak 700 meter saja dengan menggunakan proyektil MU2-TJS mampu merobek plat baja dengan tebal 3 centimeter, dengan menggunakan peluru jenis ini kecepatan luncur dari proyektil dapat mencapai kisaran 760 meter per detik.

Upaya untuk mengurangi besarnya hentakan(recoil) pada saat melakukan penembakan telah dilakukan PT. Pindad yaitu dengan memasang malt baffle muzzle brake di ujung laras. Keunggulan lain dari senjata ini yaitu SPR-3 dapat memuntahkan peluru subsonic yaitu jenis peluru yang dibekali kemampuan peredaman suara, dengan menggunakan peluru ini saat terjadi penembakan suara yang dihasilkan lebih pelan dibanding peluru jenis lain meski kalibernya sama. Senjata ini memiliki magasin berkapasitas 10 peluru.

4. SPR-2

Pindad SPR-2
Pindad SPR-2

Senjata sniper ini juga sama besutan PT. Pindad Indonesia dan mampu membuat dunia militer berdecak kagum akan kecanggihannya. Senapan ini dapat menjangkau target dengan akurat dari jarak 2km, pelurunya pun ditakuti banyak negara karena mampu menembus kendaraan berlapis baja sekalipun.

Baik Hecate II atau NTW-20 merupakan senapan anti-material besutan luar negeri Hecate buatan Perancis dan NTW-20 buatan Afrika Selatan, kini Indonesia pun tidak mau ketinggalan dengan memiliki basis produksi senjata dan amunisi PT.Pindad untuk mengembangkan inovasi dibidang senjata anti-material.Berbekal pengalaman menciptakan senapan penembak runduk SPR-1 berkaliber 7,62 mm, tahun 2007 resmi memperkenalkan senjata anti material yakni SPR-2 berkaliber 12,7mm.

Untuk membidik sasaran SPR-2 memiliki alat pembidik teleskopik dengan pembesaran 10x, proyektil yang dimuntahkan dapat melesat dengan kecepatan 900 meter per detik artinya untuk menembak sasaran dengan jarak 2.000 meter dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 3 detik.

SPR-2 menggunakan magasin berkapasitas 5 peluru yang terletak di bagian bawah layaknya magasin pada senjata konvensional. Namun bobot dari senjata ini cukup lumayan yakni 19,5 kg lebih berat dari bobot NTW-20 dengan berat 14,5 kg.

Amunisinya pun telah mampu diproduksi PT.Pindad secara mandiri, ada beberapa jenis peluru yang bisa digunakan SPR-2 diantaranya peluru standar MU 3TJ, peluru sniper 12,7 mm MU 3M, namun yang paling mengerikan adalah jenis peluru MU 3BLAM yaitu jenis peluru tembus peledak yang mampu menghasilkan efek bakar,efek ledak dan penetrasi lapisan baja.

Menurut salah seorang staf PT.Pindad dalam uji coba SPR-2 dapat mencapai performa sangat memuaskan diantaranya proyektil dapat menembus lapisan baja setebal 10 mm dengan jarak tembak 2km, sementara saat menguji coba pesaingnya seperti Truvelo dan Black Arrow justru gagal menembus baja setebal 10 mm dengan jarak tembak yang sama. Karena memiliki daya rusak yang tinggi SPR-2 menjadi momok menakutkan bagi musuh, bahkan untuk menjebol material lambung kapal pun bisa dilakukan dengan mudah. Konon senapan ini dibandrol dengan harga Rp300 juta per pucuk tentu saja tidak dijual untuk umum.


Baca Juga:
7 Alasan Mengapa Nyamuk Mengincar Anda 

4 Nenek Awet Muda Dan Tercantik Di Dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar