Responsive Ads Here

Rabu, 25 Juli 2018

Kenapa Gerhana Bulan Total Disebut "Blood Moon", Ini Alasannya

Kenapa Gerhana Bulan Total Disebut "Blood Moon"
Kombinasi penampakan bulan saat terjadinya gerhana bulan total

Diperkirakan tanggal 28 Juli 2018 mendatang warna bulan tak lagi kuning pucat seperti malam biasanya. Kala itu, bulan akan berwarna oranye hingga rona merah darah.

Perubahan warna bulan ini disebabkan karena akan adanya gerhana bulan total yang terlihat di langit Indonesia. Warna seperti darah inilah yang membuat gerhana bulan total selalu disebut Blood Moon atau bulan darah.

Warna merah darah saat gerhana bulan total terjadi karena atmosfer Bumi membiaskan atau menyebarkan sinar Matahari.

Hal ini berkebalikan dengan gerhana Matahari total. Selama gerhana matahari, posisi bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Dari Bumi terlihat bayangan bulan menutupi Matahari. Bayangan ini tidak berwarna karena bulan tidak memiliki atmosfer untuk menyebarkan atau membiaskan sinar matahari.

Berkebalikan dengan gerhana bulan total. Gerhana bulan terjadi ketika posisi Bumi berada di antara Matahari dan Bulan.

Atmosfer Bumi yang kaya akan nitrogen membiaskan sinar matahari. Akibat pembiasan ini membuat kita melihat langit berwarna biru. Pada saat matahari terbenam dan matahari terbit, cahaya yang sampai ke mata kita telah semakin tersebar. Ini yang membuat matahari dan cahayanya pun terlihat lebih oranye atau bahkan merah.

Saat gerhana bulan total terjadi mirip dangan proses terbit dan terbenamnya matahari. Seperti lensa yang besar, atmosfer Bumi membiaskan cahaya menuju bulan purnama. "Jika Anda berdiri di permukaan bulan selama gerhana bulan, Anda akan melihat matahari terbenam dan naik di belakang Bumi," kata David Diner, seorang ilmuwan planet di Jet Propulsion Laboratory NASA.

Itulah sebabnya kenapa gerhana bulan selalu berwarna oranye-merah. Semua cahaya berwarna dari matahari itu terfokuskan pada bulan dalam bayangan berbentuk kerucut yang dikenal sebagai umbra. Bulan juga tertutup debu ultra-halus, seperti kaca batu yang disebut regolith, yang memiliki properti khusus yang disebut "backscatter".

Untuk diketahui, warna merah dari satu gerhana bulan dengan gerhana bulan yang lainnya tidak pernah sama. Itu dikarenakan oleh aktivitas alam dan manusia mempengaruhi kondisi atmosfer Bumi. Misalnya, partikel ekstra di atmosfer, seperti abu dari api besar atau letusan gunung berapi baru-baru ini, yang dapat menyebabkan bulan muncul dengan warna merah yang lebih gelap, menurut NASA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar